"UNGKAPAN HATI"

"Muhasabah Cinta"
"Kata - kata cinta terucap indah mengalir berdzikir di relung hatiku,,sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku..
Butir - butir cinta air mataku,,teringat semua yang kau beri untukku,,ampuni hilap dan salah selama ini yaa Ilahi..."

"Menanti rahasia"
"Wahai Penilai hati lihat batinku,,nyaris bernanah karena luka tersayat,,merana menantikan kisah dan kasih hidupku,,rahasia itu hanya -Kau yang tahu,,namun aku tak mau jadi tuna cinta,,tuntunlah aku tuk sabar menanti jodohku..."

Selasa, 29 Mei 2012

PRESENTASI KELOMPOK 3 PERTEKOM

KONSEKUENSI SOSIAL TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah 
Perkembangan Teknologi Komunikasi
Disusun oleh :
Dilla Fadilah (1209. 406. 009)
Ditra Ramadhan Sujudi (1209. 406. 010)
Edwin Muyadi Iskandar (1209. 406. 012)
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI BIDANG HUMAS
BANDUNG
2012

KATA PENGANTAR
  Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Semesta Alam, Allah SWT yang telah memberikan kesempatan serta rahmat serta karunia-Nya kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Kedua kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Perkembangan Teknologi Komunikasi yang telah memberikan bimbingan, ilmu serta arahan Sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul : “KONSEKUENSI SOSISAL TEKNOLOGI KOMUNIKASI”
  Dengan selesainya makalah ini, semoga dapat memberikan pengetahuan yang dapat diambil oleh pembaca dan dapat natinya dapat mengambil nilai-nilai positif yang terkandung dalam makalah ini.
Kami  menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna karena kami masih dalam tahap pembelajaran , oleh karena itu kami masih butuh kritik dan saran dari rekan pembaca maupun dari dosen mata kuliah ini sehingga kami bisa mengambil pelajaran dan membuat makalah dengan baik dikesempatan selanjutnya.
Bandung, 30 April 2012
                                                                                                                  
                                                                                                      Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini kebutuhan akan teknologi, baik itu teknologi informasi maupun telekomunikasi sangat tinggi . semua individu memerlukan teknologi untuk mempercepat perkembangan atau meningkatkan pembangunan baik pembangunan individu maupun kelompok .
Teknologi komunikasi sendiri tidak pernah berada dalam satu garis perkembangan yang tunggal . dalam arti, teknologi komunikasi semuanya mengejar di sua sisi , ada yang mencari dan ada yang menawarkan . setiap oran menjemput masa depan, dan ada orang lain yang bersedia sebagai masa depan lantas memberikan bagiannya untuk membuat orang lain berada dalan piranti yang sama, menjadi modern, menjadi digital.
Teknologi komunikasi ini menjadi kebutuhan yang tidak dapat terelakan oleh individu, maka teknologi komunikasi ini mampu menjadi satu kekuatan yang bisa mempengaruhi kekuatan sosial lainnya .teknologikomunikasi memiliki keterkaitan dengan masalah sosial, ekonomi , dan budaya. Dalam makalah ini akan dipaaprkan mengenai konsekuensi sosial teknologi komunikasi itu sendiri yang kiranya sangat perlu diketahui oleh seliruh aspek pengguna teknologi Komunikasi .
2.1 Pengertian Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi adalah peralatan perangkat keras (hardware) dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses, dan saling tukar menukar informasi dengan individu-individu lainnya.
Yang mendasari sesuatu hal dapat digolongkan kedalam teknologi komunikasi adalah :
1.   Teknologi komunikasi dapat di implementasikan dalam suatu alat
2. Teknologi komunikasi dilahirkan oleh sebuah struktur sosial,ekonomi dan politik
3.  Teknologi komunikasi membawa nilai yang berasal dari struktur ekonomi , sosial dan    politik tertentu. 
4. Teknologi komunikasi meningkatkan kemampuan indera manusia terutama kemampuan mendengar dan melihat.

PERBEDAAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI
             Teknologi informasi lebih ditekankan pada hasil data yang diperoleh sedangkan pada teknologi komunikasi ditekankan pada bagaimana suatu hasil data dapat disalurkan, disebarkan dan disampaikan ke tempat tujuan.
Teknologi informasi berkembang cepat dengan meningkatnya perkembangan komputer dengan piranti pendukungnya serta perkembangan teknologi komunikasi yang ada.
Teknologi komunikasi berkembang cepat dengan meningkatnya perkembangan teknologi elektronika, sistem transmisi dan sistem modulasi, sehingga suatu informasi dapat disampaikan dengan cepat dan tepat. 

BENTUK TEKNOLOGI INFORMASI
a.       Komunikasi Suara .Merupakan bentuk komunikasi mempergunakan suara dan indera pendengaran dari tempat yang terpisah dengan jarak tertentu.
b.      Komunikasi Tulisan dan Gambar .Merupakan komunikasi yang mengirimkan informasi berbentuk tulisan dan gambar. Gambar yang dikirim dapat berupa gambar hidup (video) atau gambar diam, misalnya gambar teknik atau gambar grafik.
c.        Komunikasi Data .Informasi berupa data dan berita yang dikirimkan dengan menggunakan komputer sebagai media pengirim dan media penerima informasi, serta dengan menggunakan jaringan telepon (Public Switched Telephone Network) atau menggunakan jaringan telepon khusus (leased line atau private line).
PENERAPAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Penerapan teknologi komunikasi ditentukan oleh sejauh mana teknologi komunikasi mampu membuka akses pada berbagai pelayanan dan jaringan informasi.

PROSES PENERAPAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Terdapat 2 tahapan dalam proses penerapan teknologi komunikasi, yaitu :
A.    Tahapan inisiasi
Terdapat dua tingkatan, yaitu :
1.         Tingkatan Agenda-Setting
2.         Tingkatan Matching
Apabila nilai kedua tingkat inisiasi ini positif, timbulah keinginan untuk mengadopsi teknologi komunikasi yang diinginkan.
B. Tahapan implementasi
Terdapat tiga tingkatan, yaitu :
1.         Tingkatan redefining (mengartikan ulang)
2.         Tingkatan clarifying (menjelaskan)
3.         Tingkatan routinizing (kebiasaan)
PERSPEKTIF TENTANG PENERAPAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI.
Suatu organisasi/lembaga pengguna teknologi komunikasi memandang penerapan teknologi komunikasi sebagai :
1.         Manajemen sistem
2.          Proses birokrasi
3.         Pengembangan Organisasi
4.         Proses Tawar menawar
5.         Perspektif tentang penerapan teknologi komunikasi adalah :
A.  Teknosentrik
B.  Sosiosentrik
C.  Konflik
D.  Desain sistem
PELAKU TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Dalam rangkaian sumber, penyampaian dan penerimaan informasi ada beberapa pihak yang tersangkut dan saling tergantung satu dengan yang lainnya, yaitu :
1.      Pemakai
2.      Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi
3.      Produsen peralatan komunikasi 
4.      Badan yang mengatur/mengkoordinir seluruh kegiatan komunikasi dari segi ekonomis dan teknis dalam mengadakan peraturan, standar, harga patokan, dan lain-lain.

UNSUR UNSUR TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Unsur-unsur teknologi komunikasi adalah :
1.         Informasi, dapat berupa tulisan, suara, musik, gambar,dan data yang memiliki spektrum frekuensi dan bentuk-bentuk yang berbeda.
2.         Alat yang dipergunakan untuk meneruskan informasi, dengan media transmisi dan sistem modulasi
3.         Dengan cara yang sesuai,bentuk akhir ( informasi yang diterima ) harus seserupa mungkin dengan bentuk awal ( informasi yang dikirimkan ) dan dalam batas-batas distorsi yang dapat ditolerir.
4.         Dalam jumlah maupun kecepatan yang semakin meningkat melalui jarak yang semakin jauh dengan biaya yang seekonomis mungkin.
PERFORMANCE SISTEM KOMUNIKASI
Faktor-faktor yang menentukan penampilan (performance) sistem komunikasi adalah :
1.         Berita (informasi) harus dapat dimengerti oleh penerima
2.         Karakteristik sistem komunikasi
3.         Gangguan selama pengiriman informasi.
METODE PENYAMPAIAN INFORMASI
Penyampaian informasi dapat dibedakan atas :
·         Komunikasi dari titik ke titik (point to point) Informasi dari satu sumber hanya disampaikan pada satu penerima saja.
·         Komunikasi dari satu titik ke segala penjuru (broadcasting) Informasi dapat diambil oleh siapapun yang memerlukan Informasi dari sumber dan disebarluaskan ke seluruh penjuru secara bersamaan.
2.2 Konsekuensi Sosial Teknologi Komunikasi
Salah satu cara untuk melihat pengaruh teknologi komunikasi pada kehidupan sosial adalah, melihat konsekuensi sosial pemakaian teknologi komunikasi. Konsekuensi sosial dengan dampak sosial pemakaian teknologi komunikasi memiliki makna yang berbeda. Konsekuensi sosial adalah akibat sosial sebagai kelanjutan logis sebuah keadaan atau pemakaian dan sudah disadari akan terjadi. Sedangkan dampak sosial adalah keadaan sosial sebagai hasil sebuah perbenturan dua keadaan yang tidak disadari. Dengan demikian,
perbedaan konsekuensi sosial dan dampak sosial adalah pada unsur logis dan
kesadaran. Konsekuensi sosial mengandung unsur logis dan kesadaran, sedangkan dampak sosial tidak mengandung unsur logis dan sadar.
Konsekuensi sosial teknologi komunikasi bisa dilihat pada perubahan hubungan individu dengan individu, individu dengan komunitas, individu dengan lembaga sosial (seperti kelurahan, kecamatan, kabupaten propinsi dan negara), individu dengan media massa, komunitas dan media massa, komunitas dengan lembaga sosial, tentu saja setelah pemakaian teknologi komunikasi.
Keinginan untuk berubah tersebut, sesungguhnya, tidak pernah direncanakan oleh seorang pemakai teknologi komunikasi. Hanya saja dia memperoleh makna dari pengalamannya menggunakan teknologi komunikasi tersebut. Makna itu sendiri kemudian direkonstruksikannya ke dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan demikian, perubahan hubungan yang terjadi seolah-olah datang begitu saja. Sehubungan dengan kenyataan di atas terdapat dua jenis konsekuensi sosial teknologi komunikasi yang penting, yaitu:
2.2.1. Perubahan Hubungan Sosial
Jika hubungan antara dua komponen masyarakat berubah, katakanlah antara seorang individu dan individu lain karena pemakaian teknologi komunikasi, maka sudah terjadi konsekuensi sosial. Bisa saja perubahan itu berawal dari sense dia mengenai orang lain. Tetapi, pada saat seorang individu mulai memikirkan sensenya tentang orang lain, menurut Steven G. Jones, sesungguhnya dia juga mernikirkan sense dia tentang siapa dirinya, siapa dirinya di antara orang-orang lain dan ingin menjadi apa dirinya (1998:2). Kalau sudah begini, perubahan hubungan sosial tersebut berasal dari konstruksi seorang individu tentang, individu lain.
Kenyataan di atas akan menjadi sangat jelas bila dikaitkan dengan pemakaian komputer dalam masyarakat. Seperti telah diketahui komputer memiliki kedudukan sebagai pembentuk media baru. Media baru, yang nota bene membutuhkan komputer tersebut, menjadi alat untuk berkomunikasi. Tidak heran bila orang menyebutnya sebagai Computer-Mediated Communication (CMC). CMC ini bisa meningkatkan kemampuan seorang individu dalam mendengar dan melihat. orang-orang yang memakai CMC inilah kelak yang membentuk cybersociety. Tanpa CMC tidak mungkin ada cyhersociety. Bila dalam masyarakat biasa setiap individu hidup bersama-sama secara fisik dalam sebuah daerah tertentu, maka setiap individu di dalam cybersociety tidak harus hidup dalam sebuah kawasan tertentu. Bisa saja individu yang tergabung di dalamnya tidak pernah bertemu secara fisik dan hidup di daerah yang berbeda-beda. Mereka terhubungkan karena sama-sama menggunakan on-line communication.
Itulah sebabnya konstruksi sosial mereka tentang sebuah realitas tidak dibentuk oleh jaringan para pemakai CMC, melainkan dalam jaringan itu sendiri. Dengan demikian, di luar jaringan CMC, realitas itu tidak pernah terbentuk. Persoalan yang barangkali muncul adalah, apakah perubahan hubungan sosial karena pemakaian teknologi komunikasi mengarah pada kebaikan? Tidak mudah menjawabnya. Yang jelas, sebuah teknologi komunikasi selalu memiliki efek samping (side effect). Sebuah  penelitian yang dilakukan oleh Stanford Institute for the Quantitive Study of Society terhadap 4.000 pengguna internet menyebutkan bahwa internet menyebabkan isolasi sosial (social isolation). Makin lama seorang individu menggunakan internet, makin berkurang kontaknya dengan lingkungan sosial (Suara Pembaruan, 2/9/01). Pola hubungan menggunakan CMC antara pengirim dan penerima pesan umumnya belum saling mengenal (unknown) apalagi dengan penggunaan identitas singkat pada e-mail dan nick name pada fasilitas IRc menyebabkan komunikasi yang terjadi adalah komunikasi tertutup tidak terbuka. Kecenderungan yang demikian menyebabkan interaksi sosial yang terjadi tidak memiliki makna dan hanya bersifat maya atau semu.
Konsekuensi sosial lainnya adalah melalui bantuan komputer bisa melihat hasil ketikan di layar monitor sebelum dicetak (paperless) sehingga lebih effisien dalam waktu dan tempat penyimpanan file. Makanya dahulu banyak kursus mengetik, sekarang sudah jarang kitatemui kursus mengetik apalagi di kota-kota besar. Setelah dirasakan dapat menggantikan cara konventional baru terlihat kelebihan lainnnya, misal menggantikan sarana pengiriman surat dengan surat eletronik (email), pencarian data melalui search engine, chatting mendengarkan musik, dan sebagainya. Fenomena ini menunjukkan bahwa disamping efsiensi dalam penggunaannya adanya teknologi komunikasi baru menyebabkan tingkat ketrgantungan pada orang lain semakin berkurang. Adanya e-mail menyebabkan masyarakat tidak membutuhkan lagi tukang pos apalagi Kantor Pos. Tidak perlu bertemu dengan pedagang perangko, penjual amplop dan sebagainya.
2.2.2. Transformasi Sosial.
Munculnya masyarakat informasi yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (i) informasi menjadi senjata strategis; (ii) pemilihan. informasi menjadi dasar konflik antara pernerintah dan pengusaha; (iii) informasi tidak lagi gratis; (iv) semua informasi yang bernilai tinggi akan tersimpan dalam bentuk digital; (v) pustaka akan dipenuhi oleh buku-buku pintar elektronik;
(vi) pustaka dunia akan muncul dalam bentuk informasi elektronik; (vii) konsep manusia tentang privacy, security dan pemilikan berubah; (viii) pertukaran informasi meruntuhkan batas-batas budaya dan wilayah; (ix) konflik akan terjadi antara pemakai dan manajemen sistem informasi; dan (x) orang-orang yang menjadi "spesialis informasi" akan menjadi sangat berkuasa (Dalam Tanduklangi, 1993:127). Tetapi, sebuah masyarakat tidak bisa disebut masyarakat informasi kalau masyarakat tersebut tidak terbuka. Salah satu pendorong lahirnya masyarakat terbuka adalah pemakaian teknologi komunikasi. Ini terasa logis. Sebab, pemakaian teknologi komunikasi mempengaruhi struktur masyarakat. Nilai vang dibawa oleh sebuah teknologi kornunikasi sanggup menggoyahkan struktur masyarakat yang lama. Nilai egaliter misalnya, menggusur struktur masyarakat yang tertutup. Kalau masyarakat masih mempertahankan struktur masyarakat tertutup dengan adanya CMC misalnya, itu sarna saja dengan menentang evolusi.
Wajah masyarakat dalam masyarakat terbuka ditandai oleh keberadaan nilai-nilai heterogen. Akibatnya sifat pluralistik jadi menonjol. Penonjolan sifat pluralistik ini menjadikan menuntut masyarakat mengubah orientasinya. Tidak terlalu berlebihan bila ada orang yang berpendapat bahwa kesadaran masyarakat untuk mengenal dirinya sendiri sangat penting dalam rangka memakai sebuah teknologi komunikasi. Pilihan orientasi diri ini menentukan seluruh sikap individu dalam memakai teknologi komunikasi.
Bila masyarakat terbuka sudah terwujud, maka sesungguhnya ia bisa memaksakan terbentuknya pemerintahan yang terbuka (open government) pula. Pemerintahan yang terbuka sudah dianut oleh banyak negara demokratis. la ditandai, paling tidak oleh: (i) seluruh kegiatan pemerintah harus bisa diikuti dan dipantau oleh khalayak; (ii) informasi yang dikuasai oleh pemerintah mudah diakses khalayak; dan (iii) proses pengambilan keputusan terbuka bagi keterlibatan khalayak (Santosa 2001:41). Dengan demikian, tiga parameter utama pengelolaan negara yang baik (Gooodoovernance), seperti akuntabilitas, transparansi dan partisipasi dipenuhi oleh pemerintahan yang terbuka. Goodgovernance sendiri sekarang sudah menjadi salah satu ukuran eksistensi sebuah negara.
Transformasi sosial lainnya adalah terdapatnya orientasi kerja manusia yang semula pada otot berubah berorientasi pada otak, sehingga perbedaan gender dalam kerja semakin sempit. Pergeseran pola hidup secara umum. Pola hidup manusia akan sangat tergantung kepada komputer yang menggambarkan besarnya keterlibatan teknologi informasi dalam hidup manusia. Dampak ini akan terus berlanjut hingga produk-produk yang dikelola komputer menjadi produk yang cerdas ( smart product ).
2.3 Konsekuensi Kultural Teknologi Komunikasi
2.3.1 Makna Konsekuensi Kultural Teknologi Komunikasi
Untuk memahami makna konsekuensi kultural teknologi komunikasi, perlu diungkap pengertian cultural lebih dulu. Kultural berasal dari kata cultural, yang dalam Bahasa Inggris berarti having to do with culture (berkaitan dengan budaya). Jadi, tidak berlebihan bila kultural diartikan sebagai kebudayaan. Atas dasar pemikiran di atas, konsekuensi cultural pemakaian teknologi komunikasi dilihat pada karakter yang dimiliki lembaga sosial, sistem pengetahuan, perilaku keseharian individu dan komunitas, sistern nilai dan norma dalam masyarakat berubah, sebagai kelanjutan logis pemakaian teknologi komunikasi, maka sudah terjadi konsekuensi kultural. Sebaliknya, bila karakter lembaga sosial, sistem pengetahuan, perilaku keseharian individu dan komunitas, sistem nilai dan norma dalam masyarakat, sebagai kelanjutan logis pemakaian teknologi komunikasi, tidak berubah; maka tidak ada konsekuensi kultural pemakaian teknologi komunikasi.
2.3.2. Konsekuensi Kultural. Pernakaian Teknologi Komunikasi
Bila kita menengok kenyataan, misalnya pada perilaku orang-orang yang suka mengakses internet, temyata mereka sadar bahwa kadang-kadang mereka "berurusan" dengan apa yang disebut realitas maya (virtual reality). Realitas maya sendiri, seperti ditulis Mark Slouka, merujuk pada lingkungan yang "menyelubungi" atau "menghidupkan secara sensual", yang dimasuki individu dengan cara menghubungkan dirinya ke komputer (1999:38). Dengan kata lain, orang-orang yang suka mengakses internet sadar bahwa komputer menciptakan ilusi untuk mereka. Tetapi, tidak banyak yang bisa membedakan ilusi tersebut dengan dunia nyata.
Akibatnya, mereka merasa senang menghadapinya. Bisa saja tawaran yang diajukan dunia semu itu sejalan dengan kebutuhan individu yang mengakses internet. Bisa saja tawaran dunia semu tersebut sesuai dengan keinginan individu untuk menciptakan identitas baru buat dirinya. Yang jelas, jaringan internet telah menawarkan bentuk komunitas baru, yaitu komunitas maya (virtual community) Nah, dalam konteks komunitas semu ini, paling sedikit ada dua konsekuensi kultural pemakaian teknologi komunikasi yang menonjol, yaitu:
1. Perubahan Sistem Nilai dan Norma
Jika diibaratkan sebagai pengembara, maka orang-orang yang mengakses internet akan banyak melakukan perjalanan, banyak melihat dan tentu saja banyak memperoleh informasi. Semua pengalarnan itu, tentu saja akan mengubah pandangan mereka tentang diri mereka sendiri serta nilai dan norma yang selama ini mereka anut. Bukan mustahil mereka lantas mengadopsi nilai-nilai profesionalisme yang mengutamakan prinsip kepakaran, otoritas, otonomi, autensitas dan integritas. Bukan mustahil pula mereka tidak menyukai lagin solidaritas komunal. Kalau ini yang terjadi, sesungguhnya perubahan sistem nilai itu baik untuk kemajuan masyarakat secara keseluruhan. Artinya, nilai-nilai yang diadopsi adalah nilai yang bermanfaat untuk membangun kebudayaan industrial. Tetapi bukan mustahil yang terjadi adalah, orang-orang yang mengakses internet tidak peduli lagi dengan tatanan moral, sistem nilai dan norma yang telah disepakati berpuluh-puluh tahun. Mereka hanyut dalam pengembaraan mereka dan menabrak apa saja yang mereka anggap menghambat tujuan mereka. Mereka merasa tidak peduli lagi dengan segala aturan yang ada. Bila melihat kenyataan di negara-negara maju, kita tentu mengerti bahwa perubahan yang terjadi pada orang-orang yang mengakses internet adalah perubahan moral dan kemanusiaan. Orang tidak peduli lagi dengan moral yang  selama ini dijunjung tinggi. Orang juga tidak peduli dengan nilai kemanusiaan orang lain. Sudah begitu, orang lebih percaya pada isu daripada informasi, lebih percaya pada rumor ketimbang kebenaran. Pergeseran nilai yang nampak ekstrim adalah kemudahan pengguna untuk menjelajahi situs-situs porno atau situs-situs cabul yang banyak bertebaran di internet dan bebas sensor karena internet dianggap tidak memiliki aturan dan kejelasan hukum dalam penggunaannya. Selain itu muncul kejahatan menggunakan internet yang disebut dengan “carding” berupa pembobolan kartu kredit milik orang lain. Ini disebabkan karena keamanan dalam internet saat ini masih belum sempurna khususnya berkaitan dengan subscribe pendaftaran diri pada suatu situs.
2. Penyerahan sebagian otoritas diri pada teknologi komunikasi
Bila dicermati maka orang-orang yang mengakses teknologi komunikasi informasi akan meluangkan waktu yang banyak dan biaya yang mahal untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Meski telah terpuaskan oleh informasi yang didapat kecenderungannya orang-orang tersebut akan terus mencari dan mencari informasi memalui internet. Disinilah kondisi penyerahan diri pada teknologi terjadi akibanya Keasyikan dalam menggunakan internet menjadikan semacam kecanduan yang mau tidak mau membawa ke arah pengeluaran keuangan yang lebih.
Selain itu penggunaan internet memunculkan trend centre gaya hidup dengan penambahan pengetahuan dari media internet Orang tidak dianggap eksis bila tidak memiliki e-mail atau bergabung dalam komunitas virtual seperti friendster atau blogger. Lembaga tidak dianggap eksis bila tidak memiliki website atau situs resmi.
3. Kolonialisasi
Munculnya teknologi komunikasi menyebabkan arus informasi dari negara maju ke negara berkembang adalah tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini menyebabkan masyarakat negara tertentu lebih banyak mengkonsumsi informasi dari negara yang rich informations (maju). Sehingga memungkinkan munculnya kolonialisasi. Kolonialisasi disini bukannya taktik imperialisme dalam penaklukan negara lain melalui akuisisi tanah dan wilayah namun berupa penjajahan melalui arus informasi.
2.4 Teknologi Komunikasi dalam Perubahan Sosial
Di zaman era globalisasi seperti sekarang ini kebutuhan akan teknologi sangatlah penting, baik itu teknologi informasi maupun telekomunikasi sangat tinggi dari mulai golongan menengah kebawah dan golongan menengah ke atas. Semua orang sangat membutuhkan teknologi untuk mempercepat perkembangan atau meningkatkan pembangunan individu maupun kelompok. Perkembangan teknologi yang saat ini sangat
cepat adalah teknologi telekomunikasi, yang menghadirkan beragam pilihan bentuk teknologi dan kecanggihannya.
Perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia selalu berjalan dari masa ke masa. Sebagai Negara yang sedang berkembang, selalu mengadopsi berbagai teknologi informasi hingga akhirnya tiba di suatu masa di mana penggunaan internet mulai menjadi gaya hidup sehari-hari. Jika kita tengok ke belakang bagaimana model komunikasi dulu yang hanya komunikasi satu arah seperti radio, televisi, majalah koran dan lain sebagainya. Sedangkan komunikasi dua arah hanya ada telepon yang berbentuk unik dengan pemutar tombol angka, bila dibandingkan dengan zaman sekarang tentu sangat jauh berbeda dari segala model bentuk, teknologi yang ada didalamnya yang sekarang ini kita sebut dengan telepon selular atau telepon genggam.
Perubahan teknologi ini juga memicu perubahan sosial dalam masyarakat, semakin canggih teknologi saat ini semakin mudah pula kita memperolehnya, tidak seperti zaman dulu telepon selular yang dianggap barang lux dan mewah karena hanya digunakan oleh kalangan bisnisman atau orang-orang penting lainnya yang selalu membutuhkan alat komunikasi semacam ini untuk keperluan penting atau juga hanya sebagai trend pada saat itu. Tapi di zaman saat ini pun kita yang hanya orang biasa dapat menikmati segala macam layanan komunikasi yang canggih dengan adanya kemajuan teknologi, tidak untuk orang dewasa penggunaan teknologi komunikasi bahkan anak kecil pun sedini mungkin sudah dapat menggunakan teknologi komunikasi.
Semua kalngan sudah dapat menikmati teknologi komunikasi, mulai dari kalangan bawah, menengah, sampai kalangan atas, segala profesi, segala umur, semuanya tanpa terkecuali. Hal ini memang sangat berpengaruh dalam perubahan sosial yang memberikan dampak positif maupun dampak negatif. Faktor komunikasi inilah yang menyebabkan perubahan sosial di masyarakat, masyarakat yang dulu hanya bisa dapat suatu informasi yang minim sekarang sudah bisa mendapatkan informasi dengan mudah dari berbagai sumber berkat teknologi komunikasi. Hal ini pun secara langsung dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat secara umum.
Teknologi informasi dan komunikasi merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan dimana memberikan andil besar terhadap perubahan-perubahan
yang mendasar pada struktur operasi dan manajemen organisasi, pendidikan, transportasi, kesehatan dan penelitian. Oleh karena itu sangatlah penting peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) TIK, mulai dari keterampilan dan pengetahuan, perencanaan, pengoperasian, perawatan dan pengawasan, serta peningkatan kemampuan TIK para pimpinan di lembaga pemerintahan, pendidikan, perusahan, UKM (Usaha Kecil Menengah) dan LSM. Sehingga pada akhirnya akan dihasilkan output yang sangat bermanfaat baik bagi manusia sebagai individu itu sendiri maupun bagi semua sektor kehidupan.
Masa lampau, kini dan masa depan merupakan bagian dari siklus revolusi komunikasi. Kini revolusi komunikasi telah beranjak menuju industri komunikasi yang membentuk kehidupan sosial kita. Kita sendiri tahu betapa teknologi komunikasi bisa menembus celah-celah private sampai celah sosial dalam hidup manusia. Sistem komunikasi yang berjalan seiring dengan apa yang disebut revolusi ini mencakup segala hal yang ada saat mengadakan proses komunikasi. Mulai dari alat-alatnya sampai termasuk pula implikasi yang bisa diperoleh bila komunikasi ini diadakan. Segalanya tergabung dalam satu sistem tersendiri yang berjalan dan saling bergantung satu sama lainnnya. Yang kita terima dan keluarkan pada saat sistem tersebut berjalan adalah sesuatu yang disebut ‘informasi’. Informasi ini bisa berbentuk apapun, dan bisa berbeda pada setiap orang yang terlibat.
Perkembangan komunikasi dan teknologi yang begitu luar biasa ini ternyata tidak hanya memberikan dampak positif juga memberikan efek negatif yang tidak kalah mengkhawatirkan. Contohnya, berkembangnya budaya asing yang tidak sesuai degan kebudayaan kita.Budaya yang berkembang justru budaya yang negatif. semakin berkurangnya tenaga manusia yang terpakai apabila perkembangan ini terus berlanjut. Perusahaan akan lebih memilih memakai mesin dibanding manusia. Lalu, kemunculan gap antara komunitas yang memiliki informasi lebih dengan yang tidak juga mulai bermunculan. Ini jelas bukan hal bagus dalam hubungan antara manusia. Hal lainnya seperti kejelasan tentang intellectual property ataupun privasi seseorang juga menjadi masalah yang kerap hadir.
Sisi positif yang tidak bisa dipungkiri juga ada. Misalnya keberadaan teknologi membuat kita bisa menjadi tidak hanya seorang penikmat, tetapi juga pencipta hanya dengan satu alat. Ataupun akses untuk informasi yang terbuka lebar bisa menjadi hal yang sangat bagus bila digunakan dengan baik. Teknologi dan Komunikasi bisa berkembang ke arah positif ataupun negatif. Kali ini akan kembali pada kita sebagai penggunanya. Apakah mampu memanfaatkan-nya dengan ‘benar’? karena kembali lagi pada sebuah konsep awal: ‘Tidak ada teknologi yang amoral, manusia lah yang membawanya menjadi sesutau yang buruk’.
Setelah mengetahui sejauh apa revolusi komunikasi yang terjadi, mulai dari teknologi dan aplikasi yang muncul hingga dampak-dampaknya. Tidaklah lengkap jika kita tidak mengetahui kerterkaitan antara teknologi, aplikasi, dan dampaknya bagi keseluruhan sistem komunikasi. Untuk mengetahuinya dapat melalui 2 ilustrasi yang digambarkan dalam buku the new communication technology, yaitu Electromagnetic Pulse dan Biometrics.• Electromagnetic pulseIlustrasi ini menggambarkan keterkaitan 3 aspek di atas terhadapa sistem komunikasi bak tekanan elektromagnetic. Dimana saling ketergantungan dan ketertarikan antar teknologi dan information society.Contohnya, saat seorang ilmuwan menciptakan teknologi nuklir, maka otomatis dia akan menciptakan pengamanannya. Pengamanan tersebut berkaitan dengan rumitnya prosedur penggunaan teknologi tersebut.
Dalam penggunaannya tentu saja sangat dibutuhkan informasi yang jelas, agar tidak terjadi kesalahan. Karena jika terjadi kesalahan prosedur sedikit saja, maka akan menyeret seluruh komponen sekitar termasuk masyarakat yang salah-salah menjadi korban.Oleh karena itulah diilustrasikan sebagai elektromagnetik pulse, karena saling terkait satu sama lain komponen dalam sistem komunikasi. Biometric systems Adalah sebuah sistem yang secara otomatis mengenali seseorang sesuai dengan psikologis traits nya. Contoh teknologi yang menerapkan sistem bimetric adalah fingerprint. Seseorang dapat memasuki areal dalam komputer atau sistem tanpa memasukkan pasword. Hanya cukup memakai sidik jari. Hal ini tentu saja sangat berpengruh pada sistem komunikasi sebuah masyarakat, karena semakin terbatasnya individu-individu yang dapat mengakses sebuah informasi. Biometric sistem ini membawa dampak pada teknologi, legal dan etika-etika dalam sistem. 
Dampak-dampak tersebut seperti : Dampak teknologi, semakin bervariasinya teknologi yang dibutuhkan untuk membuat sistem ini Dampak legal, teknologi ini semakin memperketat kerahasiannya sebuah informasi. Semakin terbentuk sebuah privasi yang bila ada yang melanggar, maka akan berurusan dengan legal.
Digital Technology Menambah maraknya garis perkembangan komunikasi, teknik manipulasi, dan aplikasi-aplikasi baru. Pada dasarnya alat-alat seperti telephone dan microphone merupakan alat-alat digital. Dimana dalam mengubah sinyalnya, mereka menggunakan teknologi digital. Dalam teknologi digital tersebut terdapat dua macam sistem konversi, yaitu : Analog-to-digital conversion adalah teknologi yang mengubah/ mengonversi sinyal analog ke digital sinyal. Pada dasarnya sistem ini tidak rumit, hanya mengkonvert data-data yang awalnya analog menjadi data digital atau angka. Dan sistem ini cukup mengambil sample data spesifik untuk di konvert, kemudian kita selanjutnya akan tahu data lainnya. Karena setiap data yang dijadikan sample akan membentuk sebuah interval dimana mencakup keseluruhan data. Digital to analag converter sebaliknya adalah sistem yang kemudian mengkonversi lagi data yang telah menjadi digital kembali menjadi analog.Kedua sistem di atas merupakan jembatan penghubung antara dunia analog dengan dunia digital. Sebenaranya penjelasan ini adalah untuk menambah pengetahuan kita tentang data-data yang kita pakai sekarang ini sebenarnya sudah merupakan bentuk digital. Sistem merupakan sistem bagaimana data itu kini telah dapat kita nikmati dalam bentuk digital.
Keuntungan menggunakan Teknologi digital Setiap sistem pastilah ada untungnya dan ada ruginya, begitu juga dengan teknologi digital. Keuntungan menggunakan teknologi digital antara lain yaitu :
·         Teknologi digital dapat dengan mudah menyajikan data yang mudah dimengerti dalam bentuk audio digital atau vidio digital. Seluruh sinyal analog akan secara otomatis didigitalkan melalui teknologi-teknologi yang ada seperti telephone, PCs.
·         Dapat mengembangkan efektiktif komunikasi yang fleksibel dengan mengintegrasikan ke satu line sehingga mudah untuk digunakan. Contohnya: dengan teknologi Integrated Service Digital Network (ISDN) seluruh data yang mengandung banyak informasi, dapat kita terima hanya dengan cukup satu line.
·         Keefektifitasan biaya didapatkan karena dalam perkembangannya telah tercipta satu teknologi baru yaitu disebut IC, dimana ini adalh sebuah chips yang mampu menyimpan data apapun lalu menjadi otak dalam menjalankan sebuah aplikasi eknologi. Hal ini lebih menghemat biaya karena kita hanya cukup menggunakan IC ini untuk menyimpan dan mengolah seluruh data tanpa perlu kabel-kabel apapun.
Kerugian menggunakan teknologi digital
Jika tidak tersedia “daya” yang cukup untuk mempresentasikan seluruh data yang ada, maka secara otomatis akan terjadi error. Seluruh data yang telah disusun menjadi kacau, sehingga kita tetap harus membuat “ back up “. Terjadinya dominasi digital, membuat beberapa data yang masih berbentuk analog atau jika kita membutuhkan data dalam analog akan sangat sulit, salah satu solusinya dengan menggunakan teknologi ADCs dab DACs. Dengan adanya teknologi ini, banyak perusahaan yan pada awalnya telah menggunakan satu sistem dalam perusahaannya yang dimana costnya telah pas, harus merevisi sistemnya untuk mengubah menjadi sistem baru yang berlaku saat ini. Dan banyak perusahaan yang tidak pandai kemudian menutup usahanya. Contoh mudahnya adalah perusahaan rekaman, pada awalnya sistem perusahaannya telah compatible menggunakan alat untuk memproduksi kaset, tetapi dengan kemunculan teknologi CD banyak perusahaan harus menyesuaikan. Sehinggan mau tidak mau mengubah peralatan lainnya yang compatible dengan CD.
Kesimpulannya:Sebuah perkembangan pastilah membawa dampak besar bagi sekitarnya. Tidak mungkn sebuah perubahan tidak menyeret hal yang berkaitan lainnya. Sama seperti perkembangan komunikasi, seluruh komponen baik politik,sosila, ekonomi ikut mengalami perubahan seiring dengan adanya REVOLUSI Komunikasi. Tetapi kita sebagai masyarakat haruslah pandai dalam mengelolanya agar tidak terjadi hal fatal.
2.4.2 Konsekuensi Sosial Televisi
Konsekuensi sosial televisi sebagai teknologi komunikasi bisa dilihat pada berubahnya hubungan individu dengan individu, individu dengan komunitas, individu dengan lembaga sosial (seperti kelurahan, kecamatan, kabupaten propinsi dan negara), individu dengan media massa, komunitas dan media massa, komunitas dengan lembaga sosial, tentu saja setelah pemakaian teknologi komunikasi. Adanya perubahan hubungan tersebut, tidak pernah direncanakan oleh konsumen, hanya saja para pengguna atau masyarakat beradaptasi atas perubahan hubungan sebagai pengalamannya berinteraksi dengan televise sebagai media massa yang juga diakses oleh oreng lain (massa). Adaptasi tersebut akhirnya mewujudkan suatu system makna sendiri kemudian direkonstruksi ke dalam kehidupan sehari-harinya sehingga perubahan hubungan yang terjadi seolah-olah datang begitu saja. Sehubungan dengan kenyataan di atas terdapat dua konsekuensi sosial televisi yang penting, yaitu:
1.            Berubahnya (sensitifitas) Hubungan Sosial
Jika hubungan antara dua komponen masyarakat berubah, katakanlah antara seorang individu dan individu lain karena televisi, maka sudah terjadi konsekuensi sosial. Bisa saja perubahan itu berawal dari sense dia mengenai orang lain. Tetapi, pada saat seorang individu mulai memikirkan sensenya tentang orang lain, menurut Steven G. Jones, sesungguhnya dia juga mernikirkan sense dia tentang siapa dirinya, siapa dirinya di antara orang-orang lain dan ingin menjadi apa dirinya (1998:2). Kalau sudah begini, perubahan hubungan sosial tersebut berasal dari konstruksi seorang individu tentang individu lain, tentu saja sebagaimana representasi suatu masyarakat dalam tayangan acara televisi.
Persoalan yang barangkali muncul adalah, apakah perubahan hubungan sosial karena pemakaian teknologi komunikasi mengarah pada kebaikan? Tidak mudah menjawabnya. Yang jelas, sebuah teknologi komunikasi (tentu saja televise salah satunya) selalu memiliki efek samping. Misalnya, pengaruh televisi dengan program hiburan lawak, atau sejenisnya banyak mengandung umpatan atau ejekan kepada orang jelek rupa, sehingga dalam keseharian audiens, penonton bias jadi membatasi pergaulan mereka hanya pada orang-orang yang baik rupa saja.
Atau dalam kehidupan matrialistik ala televisi, keterbatasan hubungan atau keterbukaan hubungan seseorang dipengaruhi oleh gaya hidup dan pengaruhnya di tengah masyarakat atau komunitas. Perbedaan gaya hidup sangat mempengaruhi sensitifitas hubungan sosial.
Konsekuensi sosial lainnya adalah melalui bantuan komputer dengan bantuan internet, televise makin mudah menjadi referensi, sehingga untuk proses pembelajaran atau pendidikan mengenai suatu hubungan antar masyarakat atau komunitas, audiens dengan mudah dapat mengimitasi perilaku dari apa yang ditontonnya di televisi. Hal ini mendorong rusaknya pemahaman atas realitas semu yang mengakibatkan biasnya dunia nyara dan dunia fantasi/kreasi manusia yang ditampilkan oleh televisi.
2.                  Transformasi Sosial.
Televisi mendorong munculnya transformasi sosial dari tradisionalisme menuju keterbukaan informasi (demoktarisme).
Dengan keterbukaan informasi, pelan-pelan masyarakat akan terbuka untuk dunia luar sehingga interaksi antar masyarakat pun terjadi, dalam proses interaksi ini, saling mempengaruhi atau penyetuan budaya (akulturasi) membuat suatu nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu tentu saja akan berubah.
Hadirnya masyarakat yang yang terbuka dan mulai demokratis, akan bersikap pluralistic menanggapi setiap fenomena sosial yang mencerminkan keterlibatannya dalam masyarakat. Misalnya posisi atau peran masyarakat dalam politik pemerintahan (proses terwujudnya demokrasi) akan mendorong terbentuknya pemerintahan yang terbuka (open government) pula. Pemerintahan yang terbuka sudah dianut oleh banyak Negara demokratis. la ditandai dengan, seluruh kegiatan pemerintah harus bisa diikuti dan dipantau oleh khalayak melalui televisi (dan media lain tentu saja) dan  informasi yang dikuasai oleh pemerintah dapat disaksikan oleh audiens atau khalayak. Dengan demikian, tiga parameter utama pengelolaan negara yang baik (Goodgovernance), seperti akuntabilitas, transparansi dan partisipasi dipenuhi oleh pemerintahan yang terbuka.
Transformasi sosial lainnya adalah berubahnya pandangan masyarakat terhadap pemahaman akan Gender, eksistensi kaum wanita menunjukkan bahwa mereka dapat tampil eksis, walaupun banyak perdebatan yang menyebutkan bahwa televisi memanfaatkan kecantikan perempuan untuk menarik perhatian penonton demi kepentingan rating/iklan. 
BAB III
KESIMPULAN
Teknologi Komunikasi merupakan peralatan perangkat keras (hardware) dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses, dan saling tukar menukar informasi dengan individu-individu lainnya. Dimana peralatan perankat keras dalam sebuah struktur organisasi yang menandung nilai-nilai sosial ini pasti akan memiliki konsekuensi dalam setiap perkembangan dan pemakaiannya.
Konsekuensi sosial dengan dampak sosial pemakaian teknologi komunikasi memiliki makna yang berbeda. Konsekuensi sosial adalah akibat sosial sebagai kelanjutan logis sebuah keadaan atau pemakaian dan sudah disadari akan terjadi. Sedangkan dampak sosial adalah keadaan sosial sebagai hasil sebuah perbenturan dua keadaan yang tidak disadari.Terdapat dua jenis konsekuensi sosial Teknologi Komunikasi, yaitu perubahan Hubungan sisoal dan transformasi sosial . perubahan hubungan sosial menggambarkan fenomena yang menunjukan  bahwa disamping efsiensi dalam penggunaannya adanya teknologi komunikasi baru menyebabkan tingkat ketrgantungan pada orang lain semakin berkurang. Sedangkan Transformasi sosial yang akan menghasilkan masyarakat informasi yan lebih modern dan peka terhadap informasi .
REFERENSI
Ø  Haryanto, Edy. (2008). Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran
diakses pada tanggal : 30/04/2012
diakses pada tanggal : 30/04/2012
diakses pada tanggal : 30/04/2012
diakses pada tanggal :30/04/2012
diakses pada tangggal : 30/04/2012

1 komentar: